Minggu, 30 Desember 2007

Anak SD Yanarif Belajar Dibawa Daun Bobo

NABIRE-Sungguh aneh tetapi nyata. SD Negeri Yanarif yang berada di poros jalan Waroki-SP II Kali Semen beratpkan daun bobo dengan dinding kayu bulat. Dinding tak sekat rapi sehingga masih terlihar cela yang lebar. Tapi disitulah 4 kelas SD tersebut berlangsung kegiatan belajar mengajar.
Kunjungan dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Nabire, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Lembaga Swadata Masyarakat (LSM) dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Kabupaten Nabire belum juga membawa perubahan. Anak-anak masih sekolah dan bermain di pinggir gubuk yang beratapkan daun bobo.
Kepala SD Negeri Yanarif Waroki, Nabire, PH Nuburi saat ditemui media ini, Selasa (11/12) mengatakan sekalipun sekolah ini dibuka sejak 30 Maret 2007 lalu, hingga kini belum ada tanda-tanda yang pasti soal pembangunan gedung sekolah. Selama ini, lima guru termasuk kepala sekolah mendidik dan mengajar 126 murid usia sekolah dasar di bawah atap bobo dengan ditutupi beberapa potongan kulit kayu dan daun sagu sebagai dinding dan sekat.
Menurut Nuburi, sekolah ini dibuka untuk menampung anak-anak usia sekolah di sepanjang jalan Waroki-SP 2 Kali Semen yang tinggal jauh dari lingkungan sekolah. Selama ini, anak-anak yang tinggal di daerah interleand antara Waroki dan SP II tak terjamah dengan pendidikan akibat letak sekolah yang jauh dari lokasi tempat tinggal. Sebagian orang tua dari anak-anak sekolah mendulang di Topo sehingga perhatian untuk pendidikan pun terlantar.
Menurut pengamatan media ini di tempat, barak sekolah tersebut terkesan sebagai tempat belajar bagi murid SD ketika ada aktifitas belajar mengajar di sekolah. Jika tidak, terkesan sebuah bevak, hanya bedanya halaman bersih karena dibersihkan oleh anak-anak sekolah.
Tak ada tanda-tanda sebagai tempat belajar karena, dinding depan hanya ditutup dengan beberapa papan dari ampas gergajian, tanpa pintu, apalagi jendela. Dinding belakang dan samping tak ada, kecuali satu sekat yang memisahkan kelas sementara papan tulis dipajang di dinding.
Memang agak ironi, sekolah negeri yang berada di pinggiran kota Nabire, kota yang tengah diperjuangkan menjadi Kota Madya Nabire ini, anak-anak masih belajar dibawah atap bobo berdindingkan papan ampas dan dau kelapa. Sementara anak-anak sekolah yang lain, sekolah di dalam ruang yang bagus di dalam gedung permanent.
Nuburi mengaku sedang bingung. Sebab, janji dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten untuk akan dibangunnya dua ruang kelas dalam tahun anggaran ini belum juga terwujud. Bahkan, belum ada tanggapan secara lisanpun. Hanya, saat ada kunjungan bersama Dinas P dan P dari Provinsi Papua, pejabat dari Dinas P dan P Kabupaten Nabire yang mendampinginya meminta dukungan dari provinsi untuk pembangunan ruang kelas di SD ini.
Selain itu, kata Nuburi, LSM dan Bawasda juga pernah berkunjung ke SD Yanarif namun belum ada perubahan. Bahkan saat Bawasda turun ke SD, Bawasda membawa seorang kameramen merangkap wartawan TVRI dan melakukan tanya jawab namun tak ada kabar.
Berdasarkan beberapa pengalaman ini, kini Nuburi mulai curigai, jangan-jangan semua kunjungan ini hanya sekedar datang ambil gambar untuk menjual proposal kepada donator dan pemerintah atas untuk kepentingan yang lain, bukan lagi untuk SD Yanarif yang sial ini. (ans)

Ada foto: SD Yanarif 2. (Kepala SD Negeri Yanarif bersama sebagian muridnya di depan gubuk sekolah di jalan Waroki-SP II; foto: ans)


Komisi D Akan Pantau Pemanfaatan Dana DAK

NABIRE-Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nabire akan memantau penyaluran dan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2007 yang diterima 30 sekolah di Kabupaten Nabire. Oleh sebab itu, pengelola diharapkan untuk memanfaatkan dana sebaik-bainya sesuai peruntukan yang diamanatkan.
Anggota Komisi D DPRD Nabire, Yeki Pigay, S.Sos kepada media ini beberapa hari lalu mengatakan Komisi D tetap akan memantau setiap pemanfaatan dana DAK yang diberikan kepada setiap sekolah.
Oleh karena itu, mantan Ketua Komisi C DPRD Nabire ini meminta kepada para kepala sekolah yang menerima dana DAK tahun anggaran 2007 agar dikelola dengan benar sesuai dengan petunjuk teknis yang telah digariskan oleh pemerintah.
Para kepala sekolah diminta untuk memanfaatkan dana tersebut demi pengembangan sekolahnya. Sebab, tujuan pemerintah pusat menyediakan dana DAK sektor pendidikan demi perbaikan gedung sekolah, perpustakaan dan prasarana penunjang lainnya.
Dia menambahkan, selain dana DAK yang diterima beberapa hari lalu, Komisi D juga akan mengawasi seluruh dana pendidikan yang akan diserahkan ke setiap sekolah. Oleh sebab itu, Yeki Pigay berharap agar para kepala sekolah hendaknya mengelola sesuai dengan petunjuk pemanfaatan dana. Karena dana yang diberikan pemerintah kepada setiap sekolah demi peningkatan kualitas anak-anak usia dan perbaikan mutu pendidikan di daerah ini. (ans)

Ada foto, SD Yanarif (gedung, ruang kelas dan sarana-prasarana lain yang tak memadai di SD Negeri Yanarif Waroki. Anak-anak belajar dibawah atap bobo, foto: ans)


Pemekaran Dogiyai Sebagai Sebuah Anugerah

NABIRE-Pemekaran Kabupaten Dogiyai yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) awal Desember 2007 merupakan sebuah anugerah dari Tuhan kepada masyarakat di Kabupaten Nabire dan khususnya masyarakat di wilayah Dogiyai. Oleh karena itu, patut kita syukuri pemekaran tersebut yang dianugerahkan Tuhan kepada masyarakat di daerah ini melalui anggota DPR RI.
Seorang tokoh agama di Kabupaten Nabire, Alex Kameroke melalui telepon selularnya, Selasa (11/12) pagi mengajak masyarakat di daerah ini menyambut anugerah yang diberikan Tuhan kepada masyarakat Nabire khususnya warga yang berasal dari wilayah Dogiyai dengan suka cita. Karena, Tuhan telah menjawab harapan dan dambaan masyarakat selama ini, memiliki wilayah pemerintahan sendiri agar pembangunan betul-betul dirasakan di tengah masyarakat.
Kameroke menambahkan, anugerah yang diberikan Tuhan berupa pemekaran kabupaten pada penghujung tahun dan awal hari raya Natal, hendaknya kita bersyukur kepada Tuhan. Karena, lewat karya-karyaNya melalui anggota DPR RI, kita telah meraih sebuah kemenangan, dibentuknya sebuah kabupaten baru.
Oleh sebab itu, kata Kameroke mengatakan masyarakat pesisir pantai di Kabupaten Nabire mendukung sepenuhnya atas pemekaran sebuah kabupaten baru di wilayah pedalaman. Karena, lewat pembentukan kabupaten baru akan mendorong percepatan pembangunan seperti halnya yang terjadi di kota Nabire.
Kameroke menilai pemekaran Kabupaten Dogiyai yang kita raih sekarang melalui perjuangan yang panjang dengan menelan dana dan waktu yang tak sedikit. Oleh karena itu, pemekaran yang dihadiahkan oleh pemerintah pusat melalui DPR RI hendaknya kita syukuri bersama sebagai sebuah anugerah dari Tuhan yang patut kita syukuri, berkat yang harus kita hormati dan sebuah pemberian yang kita terima dengan iklas. Karena, sekalipun pemekaran Dogiyai terwujud melalui sebuah perjuangan keras yang dipimpin Bupati AP Youw, namun tak mungkin terwujud jika tak dianugerahkan oleh Sang Pencipta sebagai sebuah berkat kepada masyarakat di daerah ini khususnya masyarakat di wilayah Kabupaten Dogiyai. (ans)

Tidak ada komentar: